Jumat, 29 Agustus 2014

Tips Membuat Hasil Foto Menjadi Lebih Baik

       Tips yang saya uraikan dibawah mungkin sesuatu yang baru bagi anda pemula, atau sesuatu yang sering terlupakan oleh mereka yang sudah sering memotret. Berikut beberapa tips dan tricks untuk segera bisa memperbaiki hasil jepretan anda

        1. Mengkomposisikan subjek (rule of thirds).
Komposisi merupakan hal dasar tentang bagaimana kita menempatkan subjek foto pada bidang foto dibandingkan dengan elemen lain pada foto. Bagi sebagian pemula subjek foto sering diposisikan pada bagian tengah foto. Sekarang coba sesuatu yang berbeda dengan tidak meletakkannya ditengah. Langkah awal dengan membuat garis imajiner yang membagi bidang foto menjadi tiga bagian kearah vertikal maupun horisontal. Pada beberapa DSLR, anda tinggal aktifkan fasilitas grid, sehingga akan muncul garis-garis pada viewfinder. Kemudian letakkan subjek foto anda pada sepertiga bagian luar tersebut, bisa dimana saja asal jangan di bagian tengah. Penempatan subjek foto dalam posisi ini akan menguatkan kesan dinamis sebuah foto, cara ini lebih dikenal dengan istilah rule of thirds.

Andi Sucirta

Gambar a. Dengan prinsip rule of thirds saya menempatkan horison pada sepertiga bagian bawah. Gazebo sebagai point of interest saya letakkan di sepertiga bagian kanan komposisi agar kesannya dinamis.

         2. Posisi tinggi kamera terhadap mata subjek (eye level).
Posisi tinggi kamera terhadap subjek yang difoto yaitu bisa lebih tinggi, sejajar, atau lebih rendah. Karena enggan kadang kita terus memotret subjek dalam posisi setinggi kita berdiri. Sekarang coba anda yang harus mengikuti tinggi subjek yang difoto. Jika memotret anak-anak coba ambil posisi jongkok sehingga kamera setinggi pandangan mata (eye level) anak tersebut. Pada pemotretan bayi atau jenis satwa tertentu barangkali anda perlu posisi yang bahkan lebih rendah lagi, dengan tiarap ditanah misalnya. Teknik ini banyak membantu untuk menghasilkan foto yang lebih baik pada pemotretan manusia, satwa, dsb.

Andi Sucirta

Gambar b. Untuk memperoleh foto diatas, saya mengambil posisi sedikit jongkok. Tujuannya agar posisi kamera dalam satu garis dengan mata anak.

        3. Sudut pengambilan gambar (angle of view).
Jangan terpaku terus mengambil gambar dengan posisi setinggi kita berdiri. Cobalah bereksperimen dengan mengambil sudut pengambilan gambar yang berbeda. Dari sudut pengambilan gambar yang lebih rendah (low angle) ataupun dari sudut yang lebih tinggi (high angle). Cari tempat yang memungkinkan anda dalam posisi yang lebih tinggi atau rendah. Contohnya anda bisa berbaring di lantai untuk sudut memotret yang lebih rendah atau menggunakan kursi dan tangga, untuk sudut pemotretan yang lebih tinggi. Dengan variasi sudut pengambilan gambar, anda mempunyai lebih banyak pilihan dan bisa menentukan foto yang terbaik diantaranya.

Andi Sucirta

Gambar c. Dengan sudut pengambilan gambar tinggi, saya mendapatkan pemandangan yang berbeda. Subjek muncul dengan elemen shadow, dan kurva terasering berhasil muncul dengan baik. Langit sengaja tidak saya masukkan dalam komposisi untuk menghindari perbedaan kontras cahaya yang terlalu besar dengan bagian terasering.

        4. Format pengambilan gambar (vertical/ horizontal)
Jika sebagian besar foto akan berhasil baik dengan format horisontal (landscape), kenapa kemudian anda tidak mencoba memvariasikan dengan mengambil juga dalam format vertikal (portrait). Hal ini akan memberikan keleluasaan untuk memilih foto nantinya. Banyak hal yang baru akan terpikir ketika kita hendak menyeleksi foto-foto hasil jepretan. Untuk momen yang hanya sekali, sangat sayang kalau anda tidak mempunyai beberapa pilihan, jadi variasikanlah format pengambilan gambar.

Andi Sucirta

Gambar d. Format vertikal saya buat dengan tujuan untuk memasukkan lebih banyak bagian latar depan dalam komposisi.
Gambar e. Merupakan variasi dari objek foto yang sama dalam format horisontal.

       5. Mengunci titik fokus (focus lock).
Fasilitas khusus penguncian titik fokus dimiliki oleh sebagian besar DSLR, tapi tidak demikian halnya dengan beberapa jenis kamera saku. Namun demikian penguncian fokus pada semua jenis kamera termasuk kamera saku dapat dilakukan dengan menekan rana/ shutter release setengahnya. Teknik ini berguna ketika titik fokus kamera hanya tersedia ditengah sedang kita tidak ingin menempatkan subjek foto ditengah tapi pada komposisi lain sesuai keinginan. Untuk itu caranya dengan mengunci titik fokus, tekan tombol focus lock atau tekan rana/ shutter release setengahnya kemudian komposisi ulang foto (recompose) sesuai keinginan, setelah pas tekan rana/ shutter release sepenuhnya.

       6. Manfaatkan flash.
Flash merupakan kelengkapan kamera yang sering dihindari pemakaiannya oleh beberapa fotografer. Namun dalam beberapa kondisi, flash justru dapat meningkatkan kualitas hasil foto yang dibuat. Misalnya pada pemotretan siang hari dimana pada subjek foto manusia sering timbul bayangan yang menggangu dibawah mata ataupun hidung, dengan flash hal ini dengan mudah dapat diatasi. Teknik ini dikenal dengan istilah fill in flash. Walau peran flash bisa diganti reflector, namun tidak semua orang memiliki dan mau membawa aksesoris tersebut. Berbagai teknik pemakaian flash akan dibicarakan pada tips dan trick yang lain.

Andi Sucirta

Gambar f. Untuk memotret aksi penari Shanghyang Jaran pada kondisi pencahayaan minim, saya mencoba tidak menaikkan ISO seperti biasanya. Pemotretan saya lakukan dengan flash yang dilengkapi filter kuning. Ternyata hasilnya lebih baik, noise tidak muncul dan cahaya flash cukup natural.

     7. Lupakan aturan (break the rule).
Fotografi bukanlah matematika, sehingga tidak ada satupun aturan yang absolut. Namun sebelum mencoba melanggar aturan, tentunya anda harus memahami aturan terlebih dulu. Sangat lucu ketika hendak melanggar aturan tapi di saat yang sama tidak tahu aturan apa yang akan dilanggar. Melalui pemahaman yang baik terhadap aturan, foto yang dibuat dengan melanggar aturan akan lebih besar peluangnya menjadi foto yang luar biasa. Jadi cobalah bereksperimen.

Andi SucirtaGambar g. Pada pemotretan anak ini, saya mencoba memilih sudut pemotretan yang lebih tinggi dibandingkan mengikuti aturan eye level. Dari mencoba, ternyata hasilnya cukup efektif membuat foto menjadi unik. Selain menangkap ekspresi anak, lingkungan bermainnya juga bisa terlihat jelas.

Tips diatas mungkin terlihat rumit kalau dibaca, tapi ketika anda terus berlatih, segala sesuatunya akan menjadi refleks yang otomatis bekerja mensinergikan mata, pikiran, dan tangan. Jadi selamat mencoba dan terus berlatih. (Andi Sucirta)

Sumber : http://www.andisucirta.com/blog_detail.php?id=107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar